Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perempuan Api dari Aceh Jeumpa

Nadia

Perempuan Api dari Aceh Jeumpa, kedengarannya terlalu lebay, ia memang agak lebay dan berlebihan, tapi tak mengapa, itu hanya judul saja, seperti kata orang-orang judul merupakan daya tarik utama seorang penulis agar menarik para pembaca, begitu juga aku, aku berharap pembaca tertarik membaca tulisan sederhana ini.

Perempuan api, bukannya perempuan yang seluruh tubuhnya menyala, seperti yang ada di film-film. Perempuan api yang kumaksud ialah perempuan yang bekerja di pemadam kebakaran. 

Nama perempuan itu  Nadia, dia tinggal di Bireuen, usianya masih muda 21 tahun. Dia bekerja di Pemadam kebakaran memang keinginannya sendiri, keinginan itu muncul saat dia menyaksikan langsung sebuah rumah yang terbakar tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Semenjak itulah mimpi untuk menjadi pemadam kebakaran timbul, alhasil sekarang mimpi itu sudah terwujud dan sudah berjalan selama 1 tahun.

Orang tua Nadia juga sangat mendukung keinginannya, orang tuanya juga berharap kelak, Nadia tetap bekerja sebagai pemadam kebakaran. Mengenai pandangan-pandangan masyarakat sekitar tempat tinggal Nadia tidak ada masalah, masyarakat sekitar sangat antusias dan mendukung Nadia untuk bekerja di pemadam kebakaran, banyak masyarakat yang minta dicarikan kerja sebagai pemadam kebakaran melalui Nadia.

Armada Pemadam
Hanya ada beberapa pandangan negatif yang sering dihadapi Nadia, saat terjun ke lapangan, Nadia sering kali dilarang warga sekitar kebakaran untuk terjun ke lokasi kebakaran karena dianggap perempuan dan apa urusan perempuan terjun memadamkan api, itulah kata-kata yang sering dilontarkan masyarakat yang belum mengenal dirinya.

Biasanya kalau peristiwa seperti itu terjadi, biasanya kepala regu langsung mengatakan kepada masyarakat, ini Nadia adalah anggota kami, dia merupakan seorang pemadam kebakaran, sudah menjadi tugas dan tanggungjawabnya untuk terjun ke lapangan untuk memadamkan api.

Alasan Nadia bekerja menjadi pemadam murni karena keikhlasan hati, dia ingin membantu orang-orang yang kesusahan, Nadia mencintai pekerjaan ini, dia enjoy dan nyaman bekerja di sini, kenyamanan adalah kunci ketulusan dalam bekerja.

Mengenai harapan Nadia sebagai pemadam, dia berharap kepada pemerintah untuk memperhatikan kesejahteraan para pemadam, perlunya penambahan pelatihan dan alat-alat perlengkapan pemadam, menurut dia selama ini belum lengkapnya perlengkapan menjadi penghambat pemadam dalam bekerja, seperti belum adanya baju anti api, belum adanya pelatihan dasar untuk pemadam dan lain sebagainya.

Pesannya, bekerjalah sesuai kenyamanan kalian, jangan dengarkan suara orang-orang di luar sana, kalau mau maju mulai dari diri sendiri, karena orang lain tidak bisa mengubah kehidupanmu jika kamu tidak mau mengubahnya. 

Jangan malu dalam bekerja, asalkan pekerjaan itu halal lagi baik kenapa harus malu, yang harus malu itu ialah pencuri uang  rakyat seperti para pejabat-pejabat koruptor, yang hanya ingin memperkaya diri sendiri.


Post a Comment for "Perempuan Api dari Aceh Jeumpa"