DALAM BAYANG-BAYANG
Aku seorang penjilat, nama saja
penjilat otomatis saja aku tak punya malu, kerjaanku jilat sana jilat sini. Aku
tak perlu tahu dengan korbanku, mau dia senang atau susah yang penting aku
happy.
Aku datang bak seorang malaikat,
memberikan kabar baik dan buruk, bisa saja kubuat jantung para korbanku
seolah-olah berhenti berdetak dalam menit itu juga. Kuceritakan saja kesalahan
dan keburukan-keburukan yang orang itu lakukan dengan iming ancaman, dengan waktu
yang singkat, aku akan dapatkan pundi-pundi rupiah dari kantong para
pejabat-pejabat itu, aku tahu mereka memberikan ini padaku dengan hati yang
berat dan mengutuk.
Biarkan mereka mengutuk, yang
penting aku happy, sudahku bilang aku ini penjilat. Aku bermuka manis di depan
mereka, saat di belakang mereka, aku berkoar-koar bercerita tentang keburukan
mereka, seoalah-olah akulah yang paling suci. Padahal aku ini bangsat, bangsat
seperti mereka.
Aku hidup di atas penderitaan
orang, asalkan orang menderita aku senang. Kalau ingin dikenal banyak orang,
ingin punya citra baik, itu mudah, itu sudah bidangku. Aku dekat dengan banyak
media masa, tinggal kukirim berita-berita baik, maka seisi negeri ini akan tahu
kau itu orang baik, yang bodoh-bodoh dan tak mengerti, maka mereka telan begitu
saja tanpa filter terlebih dahulu. Bagi yang pintar dan punya wawasan, mereka
hanya bisa tersenyum simpul, mereka bilang ini hanya berita sampah yang tak
layak dikonsumsi.
Memang aku manusia tak tahu malu,
setelahku berkoar-koar protes tentang kesalahan orang tanpa memberikan solusi,
aku datang meminta-minta bagaikan pengemis, pengemis yang perlu uang jajan dan
uang untuk hidup dan kepentinganku.
Disaat aku butuh, butuh uang
tentunya, aku mengadu pada mereka, seperti mereka-mereka itu orangtuaku dan
para penolong-penolongku.
Kalau bercerita kepentingan, yang
paling penting ya diriku, asalkan aku senang semua masalah sudah beres. Dasar
Penjilat, lintah darat, sumpah serapah bersamaku.
Posting Komentar untuk "DALAM BAYANG-BAYANG"
Posting Komentar