Tanjungbalai Kampung Halaman
Sekilas tentang Tanjungbalai.
Perjalanan Sultan Aceh, Sultan Iskandar Muda, ke Johor dan Melaka tahun 1612 dapat dikatakan sebagai awal dari sejarah Kota Tanjungbalai. Dalam perjalanan tersebut, rombongan sultan beristirahat di kawasan sebuah hulu sungai yang bernama Asahan. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah 'tanjung' yang merupakan pertemuan antara Sungai Asahan dengan Sungai Silau, tempat sultan bertemu dengan Raja Simargolang, penguasa setempat.
Di tempat itu juga sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah pelataran sebagai ‘balai’ untuk tempat menghadap, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan yang dinamakan Tanjungbalai. Perkampungan ini kelak berkembang menjadi Kesultanan Asahan, yang bermula kira-kira pada abad XVI, pada saat Sultan Abdul Jalil ditabalkan sebagai Sultan Asahan yang pertama dengan gelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah. (wikipedia).
Di atas telah dijelaskan sekilas tentang sejarah Tanjungbalai, mudah-mudahan para pembaca dapat memahaminya. Pada lebaran hari raya 2014 ini, saya mudik ke kampung halaman saya Tanjungbalai, kegiatan mudik ini sudah saya jalani hampir setiap tahunnya semenjak saya kuliah di Aceh.
Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi informasi mengenai Tanjungbalai, manatau pembaca mau pergi atau kebetulan mampir di Tanjungbalai Asahan.
Ada beberapa tempat yang bisa anda kunjungi diantaranya Titi Patembo, Tanjungbalai Food Court, Pante Amor, Pelabuhan dll.
Tanjungbalai Food Court merupakan salah satu tempat favorit masyarakat Tanjungbalai, karena di tempat ini banyak masyarakat Tanjungbalai bersantai hanya untuk melepas kepenatan, duduk bersama pacar, sahabat atau keluarga sambil makan jagung bakar dan minum kelapa muda. Tempat ini buka dari sore hari sampai larut malam.
Titi Patembo, Orang Tanjungbalai mengatakan Jembatan adalah titi, makanya dikatakan titi patembo, jembatan patembo merupakan jembatan terpanjang di Sumatera utara lebih kurang panjangnya 1 Km, di jembatan ini juga banyak masyarakat Tanjungbalai bersantai menikmati pemandangan sungainya juga kapal-kapal nelayan yang bersandar dan menghabiskan malam panjang mereka bersama pacar, dan teman-teman.
Pante Amor yang terletak di samping jembatan patembo juga menjadi tujuan masyarakat Tanjungbalai untuk sekedar duduk-duduk bersama teman, pacar dan keluarga. Di lokasi ini juga terdapat vihara yang menambah keindahan pante amor.
http://araffotografie.wordpress.com/ |
Sebuah sumber menyebutkan, konon katanya Tanjung Balai dulu merupakan kota pelabuhan terpenting di Sumatera Utara, bahkan dahulu orang ke Mekkah dalam rangka menunaikan Ibadah Haji diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjungbalai yang dulunya lokasi pelabuhan Tanjung Balai ini disebut Bom. Bukti sejarah lainnya tentang pentingnya Kota ini pada jamannya adalah adanya rel kereta api yang dibangun Perusahaan Belanda DSM (Maskapai Kereta Api Deli) hingga ke pinggir pantai Tanjung Balai dan Pelabuhan Teluk Nibung.
Letak strategis kota ini yang berseberangan dengan Malaysia dan Singapura menjadikan Pelabuhan TBA lebih melayani kapal penumpang yaitu angkutan ferry ke Malaysia dan antar pulau. Jarak tempuh ke Pelabuhan TBA – Port Klang Malaysia, dengan ferry hanya sekitar 3-4 jam, maka bila dengan kapal mesin bisa hanya satu jam.
TPO, tempat penjualan pakaian bekas (Monza) bekas mulai dari celana, baju, sprei, selimut rok, sampai bahan dalam, hehehe. Di Monza ini biasanya menjual pakaian impor yang bermerek dari singapura, malaysia, juga korsel.
Tempat ini banyak dikunjungi masyarakat sekitar juga masyarakat luar Tanjungbalai, mulai dari Kisaran, Batu Bara, Medan juga Aceh, para pendatang dari luar kota tanjungbalai sengaja datang untuk membeli barang bekas kemudian mereka menjualnya kembali.
Masjid Raya Sultan Ahmadsyah merupakan masjid kebanggaan masyarakat Tanjungbalai. Masjid Raya Sultan Ahmadsyah adalah sebuah masjid peninggalan Kesultanan Asahan yang berada di Kota Tanjung Balai. Masjid yang dibangun tahun 1886 ini sangat unik karena dibangun tanpa semen, melainkan pasir dan tanah liat.
Masjid Raya Sultan Ahmadsyah adalah sebuah masjid peninggalan Kesultanan Asahan yang berada di Kota Tanjungbalai. Masjid Raya Sultan Ahmadsyah dibangun pada tahun 1886 oleh Sultan Ahmadsyah.uniknya masjid ini dibangun tanpa semen, melainkan pasir dan tanah liat dan masih kokoh hingga saat ini.Masjid ini berarsitektur Melayu dengan bentuk persegi panjang.
Pada ruang dalam masjid tidak terdapat satu pun pilar yang menopang langit-langit masjid.Mimbar masjid bercorak Tionghoa ini didatangkan langsung dari Tanah Tiongkok oleh Sultan Asahan.
jika ruang dalam tidak ada satu pun pilar, maka di teras masjid terdapat banyak sekali pilar.
Di depan masjid terdapat makam korban revolusi sosial tahun 1946.
Pada bagian belakang masjid terdapat makam raja dan pembesar Kesultanan Asahan.
( http://pemandangan.fotoindonesia.com/10198/masjid-unik-di-tanjung-balai-dibangun-tanpa-semen.html)
Yah, untuk sementara ini segitu dulu informasi yang bisa saya berikan. Semoga artikel ini bisa memberikan gambaran mengenai kota ini dan mudah-mudahan Tanjungbalai menjadi tujuan liburan anda hehehhe.....!!!!
Baca Juga Oleh-oleh TanjungbalaiBaca Juga Makanan Khas Tanjungbalai
Posting Komentar untuk "Tanjungbalai Kampung Halaman"
Posting Komentar