Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Arafat Nur Dalam Catatan


Arafat Nur

Biasanya bila aku menghubungi seseorang yang belum mengenalku, aku langsung menyebutkan namaku. Jadi, aku tidak seperti orang-orang yang menganggap hidup ini terlalu panjang. Selain menulis, banyak sekali hal-hal rutin yang harus kukerjakan setiap hari. Aku tidak punya waktu untuk mendatangi kantor pos, mengirimkan bukuku pada seseorang yang memintanya secara cuma-cuma. Aku hanya dapat mengirimkan beberapa buah, itu pun dengan sangat terpaksa--kepada lima atau tujuh teman seraya berharap akan menuliskan resensi di surat kabar. Lebih dari itu, aku merasa ada hal lain yang lebih besar kukerjakan dari sisa hidupku di dunia ini yang tidak terlalu panjang.

Mengirimkan buku adalah kerja yang sangat merepotkan bagiku. Sebab aku harus membelinya, menunggunya, dan kemudian menjemput ke kantor pos--sebab mereka sulit membawa langsung ke rumahku yang sering sepi. Sungguh terlalu menyibukkanku yang memang sudah terlalu sibuk dengan banyak pekerjaan. Jadi, kupikir, aku sudah sangat lelah untuk menulis buku itu, yang tidak saja mengorbankan waktu, pikiran, dan kesenangan pribadi. Padahal orang-orang bisa dengan mudah mendapatkannya di toko buku hanya dengan harga lebih murah daripada aku membeli dan mengirimkan pada mereka, dan aku tidak cukup banyak uang yang harus kukorbankan.
Masalahnya aku tinggal di Aceh, agak sulit menjangkau toko buku dan penerbit, serta biaya pengiriman yang mahal. Aku punya pengalaman buruk tentang orang-orang yang meminta buku secara cuma-cuma padaku yang kemudian dapat kutarik kesimpulan bahwa mereka sebetulnya tidak suka membaca. Orang-orang yang gemar membaca lebih sering mengunjungi toko buku. Begitulah kenyataannya.

Post a Comment for "Arafat Nur Dalam Catatan"