Ternyata Dugaanku Selama Ini Keliru dengan Perpustakaan Unsyiah
Tampak Depan Perpustakaan Unsyiah Sumber : Foto Pribadi |
Alhamdulillah, Allah telah beri saya kesempatan untuk bisa menempuh
pendidikan di salah satu perguruan tinggi terbaik yang ada di Aceh yaitu
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).
Sebelumnya tidak pernah terfikir untuk melanjutkan
pendidikan pasca sarjana setelah menyelesaikan pendidikan
pada jenjang Strata Satu (S-1) di Universitas Almuslim Bireuen. Pada awal saya hanya berniat untuk mencari pekerjaan dan alhamdulillah akhirnya saya
dapat bekerja menjadi operator madrasah.
Atas motivasi dari kawan-kawan yang sudah melanjutkan pendidikan pasca
sarjana, serta
dorongan dari orang tua dan
keluarga, saya memberanikan diri untuk melanjutkan pendidikan pasca sarjana di
Unsyiah pada Program Studi Magister Ilmu Kebencanaan.
Kegiatan kuliah diadakan pada hari Jum'at dan Sabtu, setiap Kamis malam saya berangkat dari Bireuen, kemudian
tiba di Banda Aceh pada Jum'at shubuh dan pulang pada hari Sabtu sore,
namun kadang-kadang jika ada tugas tambahan dari dosen, saya baru
pulang di hari Minggu. Perjalanan seperti ini rutin saya
lakukan setiap
minggunya, pada saat kegiatan perkuliahan tengah
aktif.
Sebagai mahasiswa baru di Unsyiah saya belum begitu
mengenal kampus ini. Saya mendengar info dari kawan
sekelas yang kebetulan dulunya kuliah S-1 nya di Unsyiah. Katanya “Perpustakaan
Unsyiah itu buka sampai jam 23.00 WIB kecuali di hari Sabtu dan Minggu hanya
buka sampai pukul 18. 30 WIB, dan katanya lagi di perpustakaan itu bisa
tidur-tiduran, internet gratis dan bisa bawa makanan dan minuman”.
Sumber: Instagram UPT. Perpustakaan Unsyiah |
Wah keren juga kata saya di dalam hati, perpustakaannya seperti
perpustakaan di luar negeri saja ya, buka dari pagi hingga malam hari seperti
cerita kawan-kawan saya yang kuliah ke luar negeri.
Mendengar hal itu, belum
juga membuat saya tertarik untuk pergi ke perpustakaan, saya pikir di Perpustakaan
Unsyiah itu membosankan, yang ada cuma rak penuh dengan buku, tidak
boleh membawa masuk tas ke dalam
perpustakaan, dan aturan-aturan lainnya yang menurut saya enggak banget
(berkaca pada perpustakaan kampus sebelumnya) dan mengingat belum ada tugas
yang diberikan dosen, dan saya pikir sekarang lebih mudah, segala sumber
referensi dapat diakses di internet, kapanpun dan dimananpun kita mau.
Tulisan yang ada di bangunan ini, menantang saya untuk terus belajar. Sumber: Foto Pribadi |
Saya tidak ingat tepat kapan waktunya, tapi seingat saya sekitar tahun
2018. Akhirnya untuk pertama kali, saya menginjakkan kaki di Perpustakaan Unsyiah dengan teman saya yang
kebetulan bukan mahasiswa Unsyiah. Jadi saya sedikit canggung, saat masuk ke
perpustakaan.
Saya bingung, bagaimana proses masuk ke perpustakaan? saya lihat
mahasiwa-mahasiswa berdiri antri di pintu masuk ( Check in Counter) sambil memindai kartu
ke sebuah mesin, kadang kala para pengunjung perlu dibantu karena kurang tepat
meletakkan kartu di depan mesin tersebut, kartu itu sebagai salah satu syarat
untuk bisa masuk ke perpustakaan.
Saya ingat alat itu mirip dengan alat di kampus saya dulu, yang digunakan
mahasiswa saat meminjam buku di kampus, dan saya teringat juga mesin ini ada di
supermarket yang dipakai untuk menghitung jumlah total belanja barang-barang
kebutuhan.
Saya masih berfikir, bagaimana saya masuk? sedangkan saya enggak
punya kartu perpustakaan. Saya bingung, “dimana saya bisa
mendapatkan kartu itu, sepertinya saya pernah ikut acara sosialisasi tentang
perpustakaan, tapi saya enggak mengikuti full kegiatan itu, mungkin di acara itu ada disampaikan bagaimana proses
pembuatan kartu perpustakaan” gumam saya dalam hati.
Ya sudahlah sudah kepalang tanggung, nasi sudah menjadi bubur, mau gimana
lagi?. Saya tanya teman saya dia juga tidak tahu, wajar saja dia tidak tau,
kerena dia bukan mahasiswa Unsyiah. Saya sendiri
mahasiswa Unsyiah, tapi saya juga tidak tahu. Saya jadi malu rasanya, keliatan
saya bukan orang yang suka baca hehehe.
Posisi saya masih di depan pintu masuk, saya duduk sebentar, memperhatikan
dengan baik-baik bentuk dan warna kartu yang dipegang mahasiwa yang sedang
antri untuk masuk. Sepertinya saya punya kartu itu, kartu bagian depan berwarna
hijau dan bagian belakang berwarna hitam dan putih. Akhirnya, saya yakin kartu
itu adalah kartu tanda mahasiswa yang ada di dalam dompet saya.
Kemudian saya beranikan diri untuk masuk dan menunjukkan Kartu Tanda
Mahasiswa (KTM) saya. Ternyata benar, KTM ini include dengan kartu perpustakaan, dan selanjutnya saya bisa masuk.
Saya mengapresiasi kemudahan ini, karena lebih simple dan enggak perlu ribet.
Selanjutnya, bagaimana nasib teman saya yang tidak punya kartu? apakah dia
enggak bisa masuk? Eh tunggu dulu Perpustakaan Unsyiah punya solusinya, bagi
mahasiswa di luar Unsyiah atau masyarakat umum, juga bisa masuk dengan syarat
membayar Rp. 5000 untuk sehari.
Setelah masuk, semua apa yang telah saya pikirkan selama ini mengenai
Perpustakaan Unsyiah ternyata keliru, semuanya di luar ekspektasi saya, yang
dulunya saya tidak suka, sekarang menjadi suka dan jatuh hati pada Perpustakaan
Unsyiah.
Nah, itu dia cerita singkat perkenalan saya dengan Upt. Perpustakaan Unsyiah. Konyol kan? Hehehehe.
Selanjutnya dalam tulisan ini, saya mau share
pengalaman saya, kesan saya mengenai
Perpustakaan Unsyiah, maka dari itu penting untuk baca tulisan ini sampai
dengan selesai.
Petugas Perpustakaannya Baik dan Ramah Plus Ganteng dan Cantik
Sumber: Foto Pribadi |
Poin di atas penting menurut saya, kenapa? Karena “kesan pertama begitu menggoda” hehehe kata-kata ini saya kira
cocok untuk menggambarkan poin tersebut. Ketika kita disambut dengan ramah,
sopan, murah senyum pastilah hati kita akan senang, ketika sudah senang
otomatis kita betah dan bisa datang kembali lagi. Begitulah yang saya rasa saat
masuk di Perpustakaan Unsyiah, kita dilayani dengan sopan dan ramah.
Perpustakaan Unsyiah
Ruangannya Adem dan Punya Akses Internet Gratis
Sumber : Foto Pribadi |
Poin ini juga penting, tempat yang nyaman, adem punya akses internet
gratis, membuat kita jadi lebih betah untuk berlama-lama di perpustakaan. Buat
tugas kampus jadi lebih mudah, tidak perlu ke warnet untuk cari-cari jurnal
atau referensi lainnya untuk menambah kekayaan referensi pada tugas kita.
Sumber: Foto Pribadi |
Jika dibandingkan dengan duduk di warkop atau cafe, saya lebih suka duduk
di perpustakaan, dikarenakan tempatnya nyaman, adem, bisa konsentrasi tingkat
tinggi (bila enggak ada pasangan yang lagi pacaran dan curhat) dan dapat ngirit
isi kantong, taukan isi kantong mahasiswa bagaimana?.
Sedangkan di warkop atau di cafe suasananya ribut, buat enggak konsen, kerjaan enggak selesai dan buat kantong bolong hahahaha (pengalaman pribadi).
Sedangkan di warkop atau di cafe suasananya ribut, buat enggak konsen, kerjaan enggak selesai dan buat kantong bolong hahahaha (pengalaman pribadi).
Koleksi Referensi Perpustakaan Unsyiah Banyak
Sumber: Foto Pribadi |
Sumber: Foto Pribadi |
Perpustakaan Unsyiah telah memiliki koleksi sebanyak 75.114 judul atau 136.925
eksemplar lebih. Koleksi tersebut tersebar dalam berbagai jenis, meliputi buku teks,
terbitan berkala (jurnal), laporan akhir, skripsi, tesis, disertasi, majalah,
buku referensi, laporan penelitian, CD-ROM dan dokumentasi. Koleksi pada
perpustakaan juga tidak hanya terbatas pada koleksi tercetak saja, namun
perpustakaan juga telah melanggan e-book dan e-journal pada beberapa penerbit
internasional yang dapat akses dari portal Unsyiah Integrated Library
Information System (UILIS) ( komputer.unsyiah.ac.id).
Fasilitas-Fasilitasnya
Lengkap Euuy
Libri Cafe
Sumber: Foto Pribadi |
Sumber: Foto Pribadi |
Kamu tidak perlu khawatir, jika perutmu keroncongan dan kamu kehausan,
Perpustakaan Unsyiah menyediakan fasilitas kantin yang keren. Desain kantinnya
kekinian, makanan dan minumannya lengkap, mulai dari minuman kaleng sampai kopi
yang bisa menghilangkan kantuk, ada wifi, yang penting bisa
buat kamu betah dan berlama-lama untuk nongkrong, kalau enggak percaya cobain
deh!.
Mushalla
Sumber: Foto Pribadi |
Sumber: Foto Pribadi |
Perpustakaan Unsyiah menyediakan Mushalla yang menurut saya ukurannya lebih
luas dari Mushalla-Mushalla yang ada di tempat publik lainnya seperti di
Bandara, Stasiun Kereta Api, Terminal, SPBU dan lain sebagainya. Tempat
wudhuknya juga bersih, pokoknya top deh.
Toilet dan Wastafel
Sumber: Foto Pribadi |
Sumber: Foto Pribadi |
Menurut saya toilet dan wastafelnya rekomended,
toilet perempuan dan pria dipisah, toiletnya bersih dan harum. Sudah itu saja,
enggak ada comment lain. Pokoknya
mantap!.
Makerspace
Sumber: library.unsyiah.ac.id |
Di samping Libri Cafe ada panggung yang dapat digunakan untuk menyalurkan
bakat-bakat mahasiswa, seperti nyanyi, baca puisi, dan lain-lain. Untuk saat
ini kegiatan relax and easy rutin
dilaksanakan setiap hari rabu di tempat ini, dengan tujuan untuk membuka wadah
bagi mahasiswa yang ingin bakatnya ditampilkan di acara ini.
Ruang Baca
Sumber: Foto Pribadi |
Sumber: Foto Pribadi |
Ruang ini dapat berada di sebelah Mushalla, dapat dipakai untuk baca,
diskusi, istirahat, untuk tidur-tiduran karena ruang ini juga dilengkapi dengan
sofa lebar seperti tempat tidur, jadi kamu enggak usah sungkan-sungkan untuk
tidur-tiduran melepas lelah, karena memang sudah disediakan dan enggak ada juga
yang akan marah kok, yang terpenting ruang baca ini dipisahkan antara
pengunjung pustaka laki-laki dan perempuan, jadi lebih nyaman dan aman.
Fotocopy
Sumber: Foto Pribadi |
Tepat di bawah tangga lantai ke-2, perpustakaan ini juga menyediakan mesin
fotocopy, bagi mahasiswa yang membutuhkan.
Catalogue Online
(OPAC)
Sumber: Foto Pribadi |
Fasilitas ini digunakan untuk memudahkan para pengunjung perpustakaan untuk
mencari buku yang lagi dibutuhkannya. Opac ini dapat di akses di setiap
komputer yang telah disediakan pada setiap lantai atau bisa juga diakses
melalui laptop melalui situs uilis.unsyiah.ac.id/opac/
Minum Gratis
Sumber: Foto Pribadi |
Jika anda kehabisan air minum jangan khawatir,
Perpustakaan Unsyiah menyediakan air minum gratis untuk para pengunjung. Kurang
baik apa coba? Perpustakaan Unsyiah sudah menyediakan semua kebutuhanmu.
Lift
Garis Merah adalah Lift Sumber: Foto Pribadi |
Perpustakaan Unsyiah terdiri dari tiga lantai, gede kan? Jadi jangan takut untuk pergi ke Perpustakaan Unsyiah, insyaallah tetap bisa masuk. Untuk para pengunjung yang tidak mau naik tangga, mungkin karena rematiknya lagi pada kambuh, bisa cobain lift yang ada di sisi kanan bagian sirkulasi lantai satu ya!.
Sebagai info tambahan Perpustakaan Unsyiah sudah tercatat
menyandang sertifikasi ISO 9001 untuk Penjaminan Mutu sejak tahun 2015 lalu
dan mendapat sertifikasi internasional
ISO 27001 dalam bidang Keamanan Informasi Sistem Perpustakaan dengan aplikasi
OPAC, OER, dan Room Booking. Keberhasilan ini mencatat Perpustakaan Unsyiah menjadi unit kerja satu-satunya dalam lingkup
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO
27001 (www.unsyiah.ac.id, 2018). Ini menjadi bukti bahwa Upt. Perpustakaan Unsyiah bukan perpustakaan Kaleng-Kaleng.
Sumber: Foto Pribadi |
Perpustakaan Unsyiah juga melakukan program-program atau kegiatan-kegiatan menarik setiap tahunnya, seperti Pemilihan Duta Baca Unsyiah, Perlombaan Baca Puisi, Kompetisi Blog, Lomba Akustik, dan Lomba Debat Mahasiswa, yang bertujuan untuk menarik minat para mahasiswa untuk membaca di perpustakaan.
Selain itu, Perpustakaan Unsyiah membuka kesempatan kepada seluruh mahasiswa aktif Unsyiah untuk menjadi Volunteer di lingkungan Perpustakaan Unsyiah dengan beberapa syarat dan ketentuan yang berlaku.
Sebenarnya ada satu kegalauan yang ingin saya sampaikan,
Alhamdulillah dengan ikut Lomba Blog
Competition Unsyiah Library Fiesta 2019, saya dapat menyampaikan
kegalauan saya itu.
Sumber: Instagram Perpustakaan Unsyiah |
Sumber: Instagram Perpustakaan Unsyiah |
Saya ingin sampaikan dalam bentuk saran saja, khususnya
kepada para pengunjung perpustakaan, sebaiknya jangan pacaran,
jangan curhat ataupun ngobrol sambil ketawa besar-besar membahas sesuatu yang
di luar konteks pendidikan di perpustakaan.
Sebaiknya lihatlah kondisi dan situasi lingkungan dimana kita berada. Perpustakaan yang notabene merupakan tempat orang-orang belajar dan mengerjakan
tugas, bukan pasar yang bisa ribut sesuka hati kita.
Saya pribadi merasa terganggu dengan suara-suara besar
itu, gara-gara suara itu saya tidak bisa konsentrasi dalam mengerjakan tugas
dan mungkin pengunjung lainnya juga merasakan apa yang saya rasakan.
Sumber: Foto Pribadi |
Pengalaman ini bukan yang pertama kali saya alami, saya
pernah tiga sampai empat kali mengalami hal-hal seperti ini, yang membuat saya
jadi ilfill, mudah-mudahan pihak
menajemen perpustakaan dapat memberikan solusi atas permasalahan ini, baik
dengan memberikan teguran ataupun sanksi agar memberikan efek jera untuk tidak
mengulanginya dikemudian hari, sehingga para pengunjung perpustakaan tetap merasa
nyaman dan selalu berkunjung ke Perpustakaan Unsyiah.
Mudah-mudahan saran saya ini dianggap saran yang membangun, untuk kemajuan perpustakaan yang kita cintai dan sebagai rasa sayang saya kepada Perpustakaan Unsyiah yang telah menjadi Beyond Expectation bagi hidup saya.
Terima kasih saya ucapkan, mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat, Amin Ya Rabbal’alamin.
Banda Aceh, 02 Maret 2019
Tinta sejarah buat penulis, good (y)
BalasHapus